Tim Buku TEMPO
If you like author Tim Buku TEMPO here is the list of authors you may also like
Buy books on AmazonTotal similar authors (3)
-
Wiji Thukul
Wiji Thukul Wijaya lahir di Sala 24 Agustus 1963 sebagai anak tukang becak dari keluarga Katolik. Selepas SMP, selama kurang dari dua tahun dia belajar di sekolah Menengah Karawitan Indonesia, sampai putus sekolah pada 1980.
Buy books on Amazon
Di Solo, Thukul dibesarkan di kampung miskin yang sebagian besar penghuninya hidup dari menarik becak. Ketika itu bis kota mulai menguasai jalanan, mengakibatkan penderitaan yang berkepanjangan bagi para tukang becak yang penghasilannya semakin merosot. Rentenirpun telah menjadi pengunjung tetap yang kedatanganya selalu menggelisahkan para penghuni kampung.
Semenjak putus sekolah, Thukul mencari nafkah sendiri melalui berbagai pekerjaan tidak tetap. Dia pernah menjadi tukang koran, tukang semir mebel, maupun buruh harian. -
Acep Zamzam Noor
Selulus SMA di Pesantren As-Syafi'iyah ia masuk FSRD ITB dan selesai pada 1987. Tahun 1991-1993 ia belajar di Universita' Italiana per Stranieri, Italia, atas beasiswa dari pemerintah Itali.
Buy books on Amazon
Selain sebagai pelukis, ia lebih dikenal sebagai penyair. Sajak-sajaknya dipublikasikan di berbagai media sastra Jakarta, Bandung, dan Malaysia. Selain itu, juga dimuat dalam banyak antologi sajak, antara lain Tonggak IV, Dari Kota Hujan, dan Ketika Kata Ketika Warna.
Tahun 1995 ia mengikuti The 2nd ASEAN Writers Conference di Singapura dan Istiqlal International Poetry Reading di Jakarta. Kini ia giat memotori Sanggar Sastra Tasik. -
Chairil Anwar
Chairil Anwar was one of the famed figures of the “1945 Generation,” that group of luminaries who brought heat and light to Indonesian literature in the formative years of the new nation.
Buy books on Amazon
Through his poetry, Chairil Anwar succeeded in infusing Indonesian verse with a new spirit and bringing a new enthusiasm to Indonesia’s cultural arena. He also provided friends and acquaintances with never-ending tales to tell of his personal eccentricities, including his hobby of stealing books from the shops, his tendency to plagiarize from foreign poets, his many lovers, his numerous ailments, and his bohemian lifestyle.
Born on July 22, 1922 in Medan, North Sumatera, Chairil attended the Hollands Inlandsche School (HIS), a Dutch elementary school for “n